Review Alice In Borderland, Best of Survival Death Game

1 komentar

Poster Alice in Borderland

Lagi-lagi Yamaken. Itulah hal pertama yang terbesit waktu Alice in Borderland rilis season pertamanya. Bagi penggemar drama Jepang pasti udah gak asing lagi sama dia. Aktor yang dijuluki "Prince of Live Action" ini emang sering banget meranin karakter dari drama atau film adaptasi manga.

Jujur aku bosen. Soalnya karakter yang diperanin Yamaken atau Yamazaki Kento itu sama semua. Tipikal prince charming yang cool gitu (sebenarnya ada satu karakter diperanin dia yang aku suka di drama Todome no Kiss). Tapi setelah nonton Alice In Borderland season 1. Project yang dia pilih emang bukan kaleng-kaleng. Sebagai penggemar drama bertema survival death game, Alice In Borderland kunyatakan sebagai terfavoritku.

Alasan kenapa aku suka banget sama cerita survival death game adalah ketika momen main character pakai kecerdasannya buat nyelesain game. Terkadang aku jadi ikutan mikir kalau seandainya aku diposisi mereka apa yang bakal kulakuin. Nah, di Alice In Borderland ini tuh cara penyelesaian dan makna game-nya bikin aku tepuk tangan deh.

Alice In Borderland terdiri dari 2 season dengan masing-masing berjumlah 8 episode. Season pertama rilis tahun 2020, sedangkan season 2 baru dirilis akhir 2022. Oke, jadi aku bakal review 2 season sekaligus ya.

Sinopsis Alice In Borderland

Alice In Borderland menceritakan tentang Arisu (Yamazaki Kento), seorang NEET (orang yang mendekam di rumah) yang gak punya tujuan hidup. Dia punya teman yang selalu ada di masa suka dukanya, yaitu Segawa Chota (Morinaga Yuki) dan Karube Daikichi (Machida Keita). Suatu hari ketika mereka lagi kabur dari kejaran polisi, tiba-tiba keanehan terjadi. Mereka gak menemukan satupun orang di kota sejauh mata memandang. Pokoknya seperti kota mati yang kosong.

Mereka pun menyadari kalau saat ini mereka terjebak di dunia game yang mempertaruhkan nyawa dan harus memenangkan permainan agar bisa selamat. Menghindari permainan juga mustahil karena mereka memiliki batas waktu hidup yang disebut visa, jika terlewat sudah dipastikan bakal mati.

Tema dari permainan di sini itu pakai sistem kartu remi yang menentukan tingkat kesulitan. Sekop bertemakan game yang mengandalkan kekuatan. Hati bertemakan game yang mempermainkan hati seseorang. Diamond bertemakan game yang mengandalkan kecerdasan. Keriting bertemakan permainan tim.

Season pertama fokus pada Arisu yang berusaha bertahan hidup dengan menyelesaikan game. Banyak hal yang dia korbankan. Meski begitu, sebagai gantinya dia bertemu dengan Usagi Yuzuha (Tsuchiya Tao) yang menjadi rekannya. Di season ini lebih fokus untuk bertahan hidup.

Sementara di season 2, kesulitan game semakin tinggi. Orang-orang yang terjebak di dunia game ini mulai kehilangan harapan hidup karena ditinggal mati oleh orang terkasih mereka. Namun ada beberapa orang yang masih mencoba bertahan seperti Arisu yang mempertanyakan dunia tempat mereka terjebak itu sebenarnya apa. Lalu apakah mereka bisa kembali ke dunia asal mereka?

Pemain Alice In Borderland

Sebenarnya ada banyak pemain yang disorot, baik itu di season pertama maupun kedua. Semua karakter pun punya kisah dan cara berjuangnya masing-masing. Namun aku bakal bahas 4 karakter utama yang menurutku mereka plot armor banget di sini.

1. Yamazaki Kento as Ryohei Arisu

Yamazaki Kento di Alice in Borderland

Karakter utama kita. Arisu merupakan seorang NEET/hikikomori atau julukan bagi seseorang yang mengisolasi diri dari kehidupan sosial. Biasanya orang-orang yang kaya gini kerjaannya cuman mendekam aja di rumah. Arisu bisa dibilang penggangguran yang kerjaannya cuman main game di kamar. Ayahnya aja udah hopeless banget sama kelakuannya Arisu.

Arisu punya dua orang sahabat, Segawa Chota (Morinaga Yuki) dan Karube Daikichi (Machida Keita). mereka bertiga pernah bercanda kalau seandainya ada zombie yang menyerang kota ini, Arisu yang bakal selamat sampai akhir. Awalnya Arisu ketawa aja, tapi siapa yang sangka kalau Arisu justru yang mengakhiri game di dunia Alice in Borderland ini.

Arisu bisa dibilang sebagai spesialis game hearts. Lebih tepatnya sih game yang dia mainin dan berakhir menang tuh pasti heart.

2. Tsuchiya Tao as Usagi Yuzuha

Tsuchiya Tao  Alice in Borderland

Cewek tangguh yang jadi partnernya Arisu. Kalau Arisu jagonya di permainan psikologis, Usagi jagonya di permainan yang ngandelin fisik. Makanya kalau mereka lagi main game Sekop, andalannya ada si Usagi ini, soalnya dia larinya cepet dan staminanya juga banyak.

Usagi punya masa lalu kelam soal ayahnya. Jadi ayahnya ini dituduh melakukan penipuan sampai dicari-cari gitu. Terus ayahnya memutuskan buat hiking ke gunung. Siapa yang sangka kalau ayahnya bakal tewas di sana. Kematian ayahnya ini membuat luka mendalam bagi Usagi.

3. Murakami Nijiro as Chishiya Shuntaro

Murakami Nijiro Alice in Borderland

Orang-orang yang nonton Alice in Borderland entah kenapa pada salfok sama pemain yang satu ini. Tapi aku akuin Nijiro ganteng banget kalau rambut hitam, hehe. Oke, disebut sebagai spesialis game diamond, Chishiya jadi karakter tercerdas di sini. Gimana gak cerdas, di kehidupan aslinya ternyata Chishiya adalah seorang dokter.

Diceritain sebenernya Chishiya rada muak jadi dokter. Soalnya rumah sakit tempat dia bekerja banyak banget suap-menyuapnya. Jadi tuh kaya orang konglomerat bayar suap biar mereka diutamain gitu. Padahal ada pasien lain yang kondisi kesehatannya lebih urgent dibanding mereka. Gara-gara ini Chishiya jadi mempertanyakan makna kehidupan. Buat apa gitu usaha keras kalau pada akhirnya orang-orang berduit yang berkuasa.

4. Asahina Aya as Kuina Hikari

Asahina Aya Alice in Borderland

Kuina identik dengan pakaian bikininya. Orang yang pertama kali lihat pasti ngerasa kalau Kuina ini cantik banget. Badannya juga body goals gitu. Tapi siapa yang sangka kalau Kuina sebenernya adalah transgender.

Cakep, tapi jangan anggap remeh. Kuina ini jago banget bela diri jeet kune do. Itu beladiri yang diciptakan Bruce Lee. Sama seperti Usagi, Kuina juga keahliannya di game Sekop.

Review Alice in Borderland

1. Mengajarkan makna kehidupan

Adegan Alice in Borderland

Kalau kita lihat 4 karakter yang aku bahas sebelumnya, mereka semua punya problemnya masing-masing. Gak cuman karakter di atas, semua karakter di sini punya masa lalu kelam yang bikin mereka mempertanyakan untuk apa mereka hidup.

Nah, pas di season kedua, orang-orang di sini udah pada hopeless. Buat apa mencoba bertahan hidup dengan ikut semua game kalau pada akhirnya mereka bakal mati. Ikut game, gambling nyawa banget karena 50:50. Gak ikut game juga sama aja bunuh diri karena ada mereka punya batas waktu.

Tapi beda sama Arisu yang justru mencari cara kembali ke dunia asal. Menurutnya dengan menyelesaikan semua game di sini, mereka bakal kembali lagi. Dia juga sempet nemuin beberapa fakta tentang suatu kejadian sebelum mereka ada di dunia Borderland ini.

Agni sampai tanya ke Arisu, "Apa tujuanmu untuk hidup?". Pertanyaan yang wajar disaat orang-orang di sini udah mencapai puncak stresnya karena gak tahu besok masih hidup atau bakal mati. Arisu ngejawab, "Kita tak butuh alasan hidup. Selama masih hidup di sini, aku ingin hidup. Meski tujuanku sudah hilang".  Alasan yang lemah, tapi menurut Arisu itulah kehidupan manusia.

Bener sih kata Arisu. Selama kita masih hidup, kita harus tetap berjuang hidup. Mungkin saat ini kita sudah kehilangan atau masih belum menemukan tujuan hidup. Tapi teruslah hidup sampai kita menemukan tujuan itu.

2. Sekop, Hati, Diamond, Keriting. Kamu pilih yang mana?

Adegan Alice in Borderland

Oh ya aku belum jelasin secara detail ya soal game-nya. Kenapa sih game ini sampai bisa bikin orang stres banget? Ya.... soalnya kalau kalah auto mati. Terus peluang kemenangannya tuh kecil banget. Harus pinter banget ngebaca pikiran lawan atau punya kemampuan fisik yang bagus.

Game di sini menggunakan konsep kartu remi buat nentuin jenis permainan dan tingkat kesulitannya. Makin tinggi angkanya (dari As ke King), game makin susah. Jenis permainan juga ditentuin berdasarkan kartunya. Ada Sekop, Hati, Diamond, dan Keriting.

  • Sekop (Spade): Game yang mengandalkan fisik, biasanya sih tipe permainannya yang ngandelin kecepatan atau yang pake stamina.
  • Hati (Heart): Game yang mempermainkan perasaan seseorang. Biasanya game ini dituntut buat baca psikologis lawan. Ini game yang paling parah sih rule-nya. Soalnya rule-nya itu bikin kita yang main jadi trust issue dan bikin kita harus bertindak di luar keinginan kita.
  • Wajik (Diamond): Game yang mengandalkan kecerdasan. Kalau heart mainnya di psikologis, diamond main logika banget.
  • Keriting (Klub): Game keseimbangan, biasanya permainan tim atau yang butuh kerja sama.

Dari jenis kartu itu, kira-kira kamu bakal pilih yang mana? Kalau aku sih antara Hati atau Keriting. Kalau Keriting itu sebenernya gampang asal teman satu tim bisa diajak kerja sama. Rule-nya juga gak muluk-muluk. 

Kalau Hati sebenernya aku paling benci sama game jenis ini karena bener-bener mempermainkan perasaan banget. Alasan kenapa aku benci game ini bakal aku jelasin di poin selanjutnya. Namun di satu sisi, aku paling percaya diri bisa menang di game ini 😄.

Aku bakal auto blacklist buat Sekop, soalnya aku lemah banget kalau ngandelin fisik. Terus juga Diamond, selama ini aku pikir keahlianku itu game tipikal yang mengandalkan kecerdasan (aku tipe orang yang pemikir soalnya). Cuman aku selalu bingung kenapa aku selalu ngerasa gak bisa menang di game kaya gini.

Dialog Chishiya pas dia lagi main di King of Diamond bikin aku sadar alasan kenapa aku gak bisa main di game kecerdasan. Ini tuh bukan karena otakku yang lola, tapi aku gak tahu cara menang lawan logika orang lain. 

3. Game yang bikin mindblowing

Menurutku game yang ada di drama ini bener-bener melatih cara berpikirku. Kalau kalian perhatiin, sebenernya tiap game itu punya maknanya sendiri. Ada dua game yang menurutku mindblowing banget sih.

Seven of Heart

Adegan Alice in Borderland

Muncul di episode 3 season pertama, game ini sekaligus jadi game yang paling menyayat hati. Soalnya game ini yang bikin sahabat-sahabatnya Arisu mati. Oke, aku jelasin game-nya. Game ini mengambil tema kejar-kejaran antara Serigala dan Domba. 

  • Pemain terdiri 4 orang yang berperan sebagai 1 serigala dan 3 domba.
  • Masing-masing pemain memasang alat yang mengelilingi lehernya, alat ini bakal aktif ketika game selesai. Jadi kalau kalah, kepala mereka bakal langsung hancur.
  • Selain alat yang di leher, mereka juga pakai alat semacam kacamata.

Nah, itu secara teknisnya. Peraturannya pun sebagai berikut:

  • Serigala bertugas mencari domba yang bersembunyi.
  • Di awal permainan, masing-masing pemain udah dapat peran. Tapi perannya bisa berubah antara serigala dan domba hanya dengan saling pandang aja. (Ini karena sensor yang di kacamatanya).
  • Orang yang jadi serigala hingga permainan selesai, dia yang menang.

Kenapa aku bilang game ini mindblowing banget, kalian ada yang ngerasa aneh gak sama rules-nya? Oke, kalau kalian gak ada yang nyadar, aku bakal kasih tahu.

Katanya tugas serigala itu cari domba-domba yang sembunyi. Tapi di satu sisi yang jadi serigala bakal menang di akhir. Kalau mau hidup, harusnya yang jadi serigala yang sembunyi bukan? Apalagi cara perebutan peran serigalanya itu gampang banget. Panggil aja nama orang yang jadi serigala, kan dia bakal nengok tuh terus kitanya bakal saling pandang. Udah dapet peran serigalanya, kabur deh.

Waktu game masih berjalan, aku bener-bener mikirin keanehan ini. Terus juga mikir kenapa game ini masuknya ke heart. Aku belum ada gambaran kaya gimana game heart itu, soalnya ini game heart pertama yang muncul.

Baru deh pas mendekati akhir game, aku baru sadar kenapa game ini bisa disebut sebagai game heart. Kuncinya adalah dengan siapa kamu bermain.

Serigala kabur, domba yang ngejar. Keadaan kaya gini berlaku kalau main nya sama orang yang gak dikenal. Logikanya, "Aku gak kenal kamu, jadi gak ada alasan aku harus mengorbankan hidupku. Jadi kamu mati pun, aku bodo amat,". Akhirnya apa? Kita jadi lebih mentingin diri sendiri aja kan, pokoknya yang penting kita hidup aja. Jadi kalau kita udah dapat peran serigala, mending kabur aja sampai game selesai.

Tapi gimana kalau kamu mainnya sama sahabatmu? Apalagi kalau orang itu jadi orang terpenting di hidupmu. Pastinya bikin dilema kan.

Meski awalnya, Arisu dan sahabat-sahabatnya itu ngejar-ngejar orang yang jadi serigala. Tapi pada akhirnya, Arisu sadar. Setelah dirinya menang menjadi serigala, itu artinya sahabat-sahabatnya bakal mati. Nah, kalau kaya gini kan bingung. Game ini tuh secara gak langsung bikin pemainnya dilema milih egois untuk diri sendiri atau mau ngorbanin diri sendiri buat orang lain. Game yang mempermainkan hati seseorang banget kan.

Gak cuman itu, rules yang bilang "Serigala yang mencari domba" itu emang gak aneh kalau mainnya sama orang yang dikenal. Sebelumnya aku bilang Arisu bimbang kan. Nah, si Arisu yang udah jadi serigala nyariin tuh sahabat-sahabatnya. 

Di satu sisi, sahabat-sahabatnya malah sembunyi dari Arisu. Menurut mereka, kalau di antara mereka yang harus hidup, itu adalah Arisu. Soalnya mereka yakin Arisu bakal bertahan sampai akhir. Dengan begini, rules "Serigala mencari domba" beneran terjadi. Makanya kenapa aku bisa bilang benci banget sama game ini karena rules-nya gila banget.

King of Club

Adegan Alice in Borderland

Game selanjutnya yang menurutku mindblowing banget itu adalah King of Club atau King Keriting. Kalau di game sebelumnya itu karena makna gamenya yang gila banget. Di game Keriting ini, strategi yang dipakenya bikin aku speechless.

Sekali lagi aku jelasin kalau kartu Keriting itu berarti permainan tim. Nah, di sini ada 2 tim yang masing-masing tim ada 5 orang. Satunya tim player yang terdiri dari Arisu dan kawan-kawan. Satunya lagi bisa dibilang "warga" di sana, yang mana pemimpinnya itu bernama Kyuuma Ginji (Yamashita Tomohisa), King Keriting.

Rulesnya cukup gampang:

  1. Setiap tim di sini memperebutkan poin, poin tim yang paling banyak hingga game selesai yang menang.
  2. Masing-masing orang bakal pakai gelang buat nunjukkin berapa poin yang mereka punya.
  3. Masing-masing tim punya total 10.000 poin yang terserah mau dibagi kaya gimana ke anggota timnya.
Ada 3 cara mendapat poin:

  • Mencari item (+2000 poin atau +500 poin, aku lupa)
  • Battle. 

Jadi ini sistemnya tuh kaya adu paling gede poin antar anggota tim dengan lawan. Caranya adalah dengan menyentuh tubuh tim lawan. Orang yang poinnya lebih gede, dia bisa rebut 500 poin dari lawannya. 

Cara lainnya biar bisa merebut poin lawan yang lebih tinggi adalah dengan menggabungkan poin antar tim. Caranya pegangan tangan aja, nanti poinnya bakal digabung.

  • Serang markas. 

Cara paling gampang buat dapat poin banyak adalah serang markas, soalnya bisa langsung dapat 10.000 poin kalau tangan kita nyentuh tiang markas lawan. Tapi cara ini high risk high return. Soalnya kalau ada orang yang jaga markas, poin dia bisa infinity (tak terhingga) dengan nyentuh tiang markas. Ini cukup beresiko karena bisa mati kalau kitanya kesentuh sama lawan yang poinnya infinity.

Kalau kalian ikut ke dalam game ini, strategi apa yang bakal kalian pakai?

Di sini Arisu yang bikin strategi. Rencananya:

  1. Tim dibagi menjadi 3.
  2. Orang yang punya poin paling rendah, jaga markas. Soalnya dia bisa bikin poinnya infinity.
  3. 4 orang sisanya dibagi 2.
  4. Orang yang larinya paling cepet dipasangin sama orang yang larinya lambat. 
  5. Pelari cepat dapat poin rendah, pelari lambat dapat poin tinggi.
Jujur kalau aku ada di sana, kayanya bakal bikin strategi yang sama kaya Arisu. Soalnya itu strategi paling aman. Tapi pemikiranku salah begitu timnya Kyuuma mulai nyerang timnya Arisu.

Berbeda dengan timnya Arisu yang penuh perhitungan soal penyebaran poinnya. Strategi timnya Kyuuma tuh simple banget. Serang markas. Iya cuman itu aja, tapi tim dia bisa berada di posisi peluang kemenangan paling tinggi.

Memang sih cara paling cepet buat dapet poin adalah dengan serang markas. Mereka bisa dapat 10.000 poin. Bukan poin pertim loh itu. Tapi 10.000 poin itu untuk orang yang berhasil nyentuh tiang markas lawan. Bayangin aja kalau ada 5 orang sekaligus yang megang tiang markas. Langsung dapat 50.000 poin.

Cuman cara ini beresiko banget bakal ada yang mati. Tapi dengan cara yang gila itu, timnya Kyuuma sukses dapat 40.000 poin (ada satu orang yang mati karena disentuh sama penjaga poin infinity). Meski ada yang mati, poin mereka ini udah bikin tim mereka di atas angin banget.

Makanya strategi penyebaran poin di awal kaya Arisu itu gak ada gunanya. Mereka malah bagi rata aja 2000 poin ke setiap anggotanya. Toh, dengan serang markas, tiap orang bisa dapet 10.000 poin. Mereka masih bisa menang battle walaupun mereka lagi sendirian. Bener-bener udah auto menang.

Sumpah aku speechless banget sama strateginya. Di situ aku sadar kenapa mereka bisa pake strategi yang berani kaya gitu. Alasannya karena mereka itu gak takut mati.

Nih ya, kenapa Arisu gak terpikir sama strategi kaya gitu. Bayangin kita udah terlalu sering dihadapkan sama game kematian. Secara insting, pastinya kita mau tetap bertahan hidup apapun caranya bukan. Makanya pas tahu kalau orang yang disentuh sama pemilik poin infinity langsung mati. Kita bakal menghindari cara ini.

Tapi di satu sisi, strategi kaya gini tuh salah. Kalau dipikir lagi, strategi Arisu adalah strategi dengan mindset bertahan. Mindset yang bikin kita mikir, "Pokoknya kita aman dulu, baru pikirin cara menang"

Sementara timnya Kyuuma tuh gak ada yang takut mati, makanya mereka berani serang markas yang high risk high return kaya gitu. Pas salah satu anggota timnya mati, mereka semua pasrah aja gitu kaya nerima akhir mereka. Menurutku strategi mereka tuh bener-bener definisi strategi menyerang. Sepanjang nonton arc game ini, aku gak bisa berhenti terkagum-kagum.

Overall

Adegan Alice in Borderland

Waktu aku selesai nonton season pertama, aku langsung cari manganya karena ini adaptasi dari manga. Sebenernya ada sedikit perbedaan drama sama manganya, tapi bagian awalnya doang. Game pertama yang dimainin Arisu dan temannya itu beda, terus scene awal mula Arisu mulai masuk ke dunia game kematian ini juga agak beda.

Tapi setelah game pertama sampai ending, ceritanya sama. Jujur aku bingung harus bereaksi kaya gimana sama endingnya. Pas baca manganya, aku shock banget sama endingnya, kaya "WTF???!!". Jadi semua yang dialami Arisu tuh selama ini tuh ......... *spoiler..

Walaupun endingnya agak plot twist, drama ini masih tetap jadi drama survival death game terfavoritku. Selain aku suka momen Arisu dan pemain lainnya yang menggunakan kecerdasannya buat nyelesain game. Game yang ada di sini tuh bikin aku nyimak sama makna-makna dan melatih cara berpikirku.

Oke, itulah review Alice in Borderland dari aku. Jadi panjang deh. Next review drama apalagi nih?

Riila
Blogger yang hobi nonton film/drama. Kadang suka baca novel, webtoon, manga.

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar